Perempuan di Atas Meja part 1

Perempuan di Atas Meja
Berulangkali kupikirkan
Takkan habis seluruh kata di dunia
Takkan cukup satu atau seribu makna 
Perempuan tanpa nama
Bahkan tanpa identitas
Takkan sanggup meluluhkan
Kamu, kalian atau semua makhluk bumi
Mengalahkan perempuan di atas meja
Kau tau makna itu?
Tentu saja tidak
Karena hanya aku yang tahu
Perempuan di atas meja itu tersenyum
Kecut dan sinis
Bersambung.....
~Kartini Budiasti~

Her name is Mira

Her name is Mira... 

Bibirku bergetar

Jantungku seolah berdegup kencang

Tubuhku tak kuasa menahan sedih

Terlalu dalam... 

Terlalu indah... 

Terlalu luas... 

Untuk aku artikan nama itu

Her name is Mira... 

Nama yang takkan dapat kulukiskan 

Nama yang takkan dapat kuucapkan

Terimakasih untukmu

Tak terhingga... 

Tak berbilang... 

Kasih sayangmu yang begitu besar

Selepas kami kehilangan ibu

Takkan mampu aku torehkan dengan tulisan

Bahkan dengan ribuan kata

Selamat Ulang Tahun Kakakku

Mira Budiantini 

Doa terbaik mengalir dari bibirku

Semoga Allah selalu melindungimu

Dimanapun, kapanpun... 

I love you always 

Dari kami yang menyayangimu

Ibu... Ibu... Ibu...

 Ibu... 

Ibu.. Ibu... 

Tak cukup kata untuk mu

Bahkan ribuan kalimat terucap

Takkan mampu mencukupi

Lelah, letih bahkan jiwa raga mu

Menjagaku sepanjang usia ku

Saat aku lahir... Remaja... Dewasa... 

Bahkan saat aku mati 

Kau masih di sampingku ibu.... 

Air mata ku menetes deras 

Genggaman tangan mu

Ucapan bijak mu

Takkan mampu ada penawar

Ibu.... 

Ibu.... 

Selamat Hari Ibu

Kau selalu sempurna di mataku

Semoga kelak surgalah tempat mu

Doakan aku ibu

Selalu menjadi anak yang berbakti 

Amin... 

Aku Malu pada Tuhanku

Ketika realita menjadi fakta

Haruskah aku mengubur mimpi

Ketika jalan tak lagi terjal

Haruskah aku menginjak duri tajam

Bahagiaku saat ini

Keindahan duniaku 

Tak pernah kusadari

Namun mengapa ketenangan tak hinggap

Atau aku hanyalah manusia hina

Tak tahu diri

Tak pernah bersyukur

Sungguh aku malu 

Pada diriku

Pada dunia

Pada Tuhanku

Satu doa yang kuminta

Tuhan...

Tuhan...

Jangan ambil nyawaku

Sebelum aku bertaubat

Ayah...Kan Ku Jaga Wanitamu

Ayah...

Sedang apakah kau disana

Apakah kau bahagia ?

Apakah kau melihatku ?

Aku disini ayah

Aku merindukanmu

Senyum dan mata teduhmu

Masih sangat jelas di ingatanku

Badanmu yang mulai membungkuk

Rambut putihmu

Keriput di wajahmu

Aroma tubuhmu

Bahkan cara berjalan mu aku masih ingat

Pulanglah ayah

Walau hanya sebentar

Walau dalam mimpi indahku

Ayah...

Aku masih menjaga titipanmu

Wanita yang kau cintai lebih dari siapapun

Walau aku yakin ayah

Aku belum sempurna membahagiakan ibu

Doakan aku ayah

Aku dapat menjumpaimu kelak

Kita berkumpul bersama

Di taman surga yang indah

Sampai bertemu ayah

Tetaplah tidur dalam mimpi panjangmu...

Percayakan Cinta pada Tuhanmu

Ketika cinta berdusta

Adakah yang salah?

Kesombongan hanya sekedar mantra

Enyah kau!!!

Fakta atau realita

Bukankah sama?

Maka salahkah cinta dan rasa

Ketika tak bisa memilih

Turunkan egomu cinta

Aku tau kau di tungganggi ambisi

Tundukkan kepalamu padaNya

Simpan air matamu dalam sujud

Keningmu terlalu indah tak tersentuh

Tunjukkan pada Tuhanmu

Kau hanya makhluk kecil tak berdaya

Maka percayakan cinta pada Tuhanmu...