Ketika surga tak dirindukan. Sungguh kalimat yang aku takuti. Keindahan dunia membuatku takut lupa akan hari akhir. Hari dimana segala sesuatu di pertanggungjawabkan. Aku takut sekali. Maafkan aku Tuhan. Aku lupa akan nikmatMu. Namun bukan aku melupakan kepura - puraan hidup. Tetapi aku terlalu takut kau mengambilnya dariku.
Cerita ini menggambarkan kisah dengan seseorang yang sangat sempurna bagiku. Tak pernah mengeluh akan kerasnya hidup. Dialah ibuku. Masih kuingat beliau mengajari aku menata rambut panjangku, memakai baju pertamaku, bahkan mengajarkan aku menghargai ayahku. Ibuku selalu mengatakan "Sayangi ayah. Bagaimanapun beliau tetap ayah mu. Tidak mungkin kau melawan takdir." begitu selalu ibu berucap.
Ya, ayahku adalah seorang koruptor. Beliau menerima hukuman lima tahun di bui. Dulu kami sangat kaya raya. Setelah ayah bebas, bukannya menyenangkan ibuku, malah menjadi penjudi. Harta ibuku habis tejual oeh ayahku. Namun ibuku tetap menyayanginya. Walau hatiku sangat ingin teriak sekencang - kencangnya. Aku ingin kabur dari rumah karena ketidakadilan ini. Entah hati ibuku terbuat dari apa. Dia sangat berhati malaikat.
Hingga di akhir hidup ibuku. Ayah tak pernah menampakkan batang hidungnya. Aku sangat kecewa. Namun aku ikhlas. Ada bagian dari kisah ketika ibu dimakamkan. Ketika mayitnya digotong, orang - orang yang menggotong mengatakan tubuhnya sangat ringan. Wajahnya putih bersih seperti tertidur. Dan yang membuat takjub adalah wangi bunga yang sangat menyengat disekitar makam ibu. Wangiiii sekali. Bahkan orang yang melayat sangat banyak. Aku sangat heran karena aku tak mengenal mereka. Baru setelah pemakaman baru kutahu. Mereka adalah orang - orang yang di tolong ibu selama hidupnya. Dari mulai tukang jamu sampai tukang becak semua mendoakan ibu.Semoga ibu ditempatkan di surga terindahMu.
Ya Allah sungguh air mataku jatuh terus menetes. Tuhan menunjukkan kebaikan ibu di akhir hidupnya. Semoga aku dapat meneruskan kebaikan ibu walau banyak cobaan datang. Kadang aku malu kalau aku terus mengeluh. Cobaan hidup ibu tak sebesar cobaan hidupku. Hanya doa yang akan selalu kukirimkan pada mu ibu. Semoga Allah mengampuni Ibu dan ayahku. Dan semoga ayahku diberikan kesehatan dimanapun beliau berada.
No comments:
Post a Comment
Astishop1481@gmail.com