Saturday, 4 July 2020

Cintaku berawal dari Anime

 


Namaku Scarla. Umurku belum genap 17 tahun. Hidupku penuh dengan kesepian. Dingin malam menyiksakku di balik suara burung hantu bersautan. Bulan dan bintang seakan menari melihatku terdiam. Seolah mereka menertawaiku mengapa aku sedih. Bahkan Aroma bunga kemuning di teras rumahku menambah syahdu indahnya malam. Tetapi entah mengapa aku sangat menikmati suasana ini. Kedamaian yang kudapatkan tidak sebanding dengan rutinitas anak remaja seusiaku yang senang nongkrong di kafe hanya untuk sekedar mengikuti jaman. 

           Aku memiliki tokoh imajinasi dalam perjalanan hidupku. Seolah - olah dia nyata menemaniku. Kuberi nama Suzui. Ya. Aku pecinta animasi negara sakura dan segala sesuatu tentang Jepang. Dalam khayalanku dia berwajah tampan dengan mata tajam berambut cepak dan bertubuh tegap. Tidak ada yang tahu tentang Suzui. Sering bila aku kesepian, Suzui menemaniku bicara. Namun entah mengapa dia tidak pernah hadir bila ada orang di sampingku. Sungguh sosok Suzui sangat membantuku menghadapi masa remajaku yang penuh gejolak. Aku bukan gila. Tapi ini caraku mengisi kekosongan hatiku karena orangtuaku bercerai. Tidak ada sosok laki - laki dalam hariku. Ayah sudah meninggalkan aku cukup lama.

           Hari demi hari ku lalui bersama Suzui. Bila aku pergi kemanapun, Suzui selalu ikut menemaniku. Dengan senyum manis nya, dia memberikan seluruh hatinya pada ku. Hingga pada suatu hari, sosok Suzui tidak pernah hadir di hidupku. Tiba - tiba dia menghilang. Aku panggil namanya berulang tapi tak pernah datang."Suzuiii Suzui dimana kamu!!" mata dan bibirku seolah ikut merasakan kegalauanku. Cukup lama aku merasakan tersiksa. Karena sosok Suzui seolah benar adanya. Ibuku akhirnya ku ceritakan karena beliau melihat aku tak seperti diri sendiri. Aku sering melamun lalu bicara sendiri. Hingga akhirnya ibuku membawa aku ke pesantren. Aku menurut saja. Karena aku sudah tidak punya tujuan.

           Setelah satu tahun, Alhamdulilah aku sudah normal kembali. Hidupku terisi dengan jiwa yang tenang. Siraman rohani yang kudapatkan menyadari bahwa selama ini aku salah. Namun aku tak menyesali dengan kisahku bersama Suzui.

           "Assalamu'alaikum ukhti..." ujar lelaki yang bertamu ke rumahku. "Waalaikumsalam" ujarku sembari memakai kerudung panjangku. Namun aku kaget bukan kepalang. Laki - laki yang kulihat saat itu adalah Suzui. Dengan refleks aku teriak sekencang - kencangnya."Suzuiii ?? benar kamu Suzuii"...Sosok laki laki itu hanya menatap aneh melihatku.

           Ternyata dia bukan Suzui. Tetapi fisiknya sama persis dengan apa yang kugambarkan sebagai Suzui. Hingga akhirnya perkenalan dengan perkenalan kami lakukan dan ternyata dia adalah anak teman guru ngajiku yang akan dijodohkan denganku. Ya Allah sungguh aku tak mengira. Entah mimpi atau tidak. Aku langsung mencubit pipiku tapi benar adanya. Ini nyata. Sosok Suzui Tuhan hadiahkan padaku. Zikir malam dan doa panjangku dibalas tunai oleh Tuhan padaku. Bahkan kebaikan Suzui ada pada laki - laki itu. Namun mulai sekarang aku ganti nama Suzui dengan nama yang kini menjadi suamiku. Semoga hadiah dari Tuhan atas tobatku menambah keimananku bahwa takdir memang indah.




Friday, 3 July 2020

Ketika Cinta Menunggu Ku di Kampus Kuning


Saat ingatan nya jauh disana. Di suatu lorong kampus kuning yang sepi, sepoi sepoi angin bertiup. Sang gadis tersenyum manis sembari menyibakkan rambut nya yang tergerai sangat cantik. Ya, dia lah gadis bermata indah idaman semua lelaki yang memandang. Tak terkecuali Beni, lelaki desa yang tampan namun penuh diam. Dan perempuan itu bernama Santi. Gadis kaya namun berhati baik. "Hai, Beni..Aku Santi. Kita satu kelompok kolokium loh. Aku dari jurusan sastra. Aku ditunjuk ketua. Nah, anggota yang lain sudah kenalan denganku, tapi hanya kamu yang belum.". Lalu santi pun memberikan tangan nya hanya sekedar bersalaman."Oh iya santi. Mohon maaf saya belum sempat berkenalan. Terimakasih kau mau berteman." saut Beni yang malu malu... Lalu semenjak pertemuan itu mereka sering bertemu, berdiskusi bahkan sudah berani saling mengejek. Rasanya Beni dan Santi dillahirkan untuk bersama. Dimana ada Beni, disitulah ada Santi. Walau komitmen tidak pernah ada. Karena Santi menghargai Beni yang hanya ingin berteman.

Hingga pada suatu hari....."Ben,maaf ada hal penting yang ingin aku utarakan. Aku sakit sebenarnya bercerita ini. Tapi tidak ada yang bisa aku lakukan." Santi tertunduk lesu.....lalu Beni menunggu jawaban sembari jantungnya berdebar. Padahal hari itu adalah hari dimana Beni akan mengutarakan niatnya menikahi Santi. "ada apa Santi?". Lalu seketika hening."Ben, 5 tahun kita bersama. Kita selalu bersama , namun hampir tidak pernah sekalipun kau menyatakan apapun padaku. Aku wanita Ben, butuh kepastian. Sedangkan aku sangat ingin memiliki anak lalu membuat keluarga yang indah. Ben, satu tahun lalu aku berkenalan dengan laki laki. namanya Edo. Dia teman kerjaku. Dia baik dan bertanggung jawab. Dua bulan lalu dia menyatakan ingin serius denganku dan satu hari lalu dia melamarku langsung dihadapan ibuku. Ibuku langsung menerimanya tanpa tanya denganku. Aku menolak. Namun aku tak bisa apa apa. Ibuku takut kalau aku menolak, aku akan sulit mendapatkan jodoh."....Seketika itu hati Beni seperti tercabik hancur, kaki terasa tak berpijak. Entah apa yang ada dipikiran beni saat itu, Beni tak mampu berkata. Hanya diam penyesalan dan penyesalan..."Ayo Ben, kenapa diammm.jawab Ben!!" Santi memukul halus lengan Beni yang sudah lunglai. Beni masih hanya bisa diam dan diam."Baik san, turuti permintaan ibu mu. Terima laki laki itu. Bahagia kan mereka. Aku tak apa Santi. Karena kita hanya berteman lalu kenapa kau minta persetujuanku?" Lalu Santi pun pergi meninggalkan Beni sembari menangis.

Maka hari itu pun tiba. Gaun putih itu sangat cantik namun tidak secantik perasaan sang pengantin...lalu satu hari, satu bulan, satu tahun berlalu. Santi hidup bersama Edo, lelaki tampan namun ternyata menyimpan tanya dalam hatinya. Karena setelah menikah dengan Santi, hati Santi seperti ada ditempat lain. Tak tersentuh, jauh menerawang. Hingga suatu hari tubuh Santi mengurus. Kecantikannya pudar dimakan usia dan kehampaan. Kadang ingatannya jauh menerawang mengingat Beni yang tidak pernah sekalipun menemuinya. Bahkan mengucapkan kata selamat. "Santi, kau tau apa arti cinta?'. ujar Edo. lalu Santi pun mengangguk."Sudah dua tahun kita bersama, tapi tak sekalipun kau mengungkapkan sayang padaku. Kau melayaniku dengan baik, aku sangat menghargaimu. Bahkan sejak aku bertemu denganmu, tak sekalipun aku berubah. Tapi cinta aku ini hampa. Aku tidak mau orang yang aku cintai tidak bahagia. Kembali lah pada laki laki itu!" lalu Santi pun terperanjat atas apa yang Beni ucapkan. "Apa maksudmu Edo?". "Aku bertemu dengan Beni, laki laki yang kau cintai. Tepatnya dua bulan lalu. Hidupnya sudah sukses namun dia belum menikah. Aku dengar dia bicara kebanyak orang dia tidak akan menikah. Aku tak mau Santi, memisahkan dua orang yang saling mencintai. Aku tidak mau pura pura tidak tahu." "Edo, Beni tidak sekalipun mau serius denganku. Sudahlah itu sudah masa lalu aku". Lalu Santi pergi meninggalkan Edo sembari menangis.

Hingga suatu hari, Edo meninggalkan rumah dan meninggalkan secarik kertas perceraian dan surat yang menginginkan semua kembali pada tempatnya sehingga tidak ada yang tersakiti. Lalu Edo pun menemui Beni mengungkapkan bahwa Santi menunggunya. Jangan sia siakan cinta kalian, lupakan keegoisan ujar Edo. 12022020 pukul 09.00 Beni mengucapkan janji didepan penghulu dan berjanji akan setia sampai maut memisahkan. Lalu terkuak mengapa Beni tidak pernah menyatakan perasaannya selama 5 tahun mereka berteman. "Santi, aku kira dulu itu cinta itu menunggu. Perhatian, waktu yang kuberikan cukup untuk membuat kau menunggu. Makanya aku simpan hingga waktu yang tepat aku menikahimu. Tapi pikiranku salah. Kau tidak bisa menungguku. Namun aku sangat menghargai Edo suamimu. Justru cinta dia lebih besar dariku. Dia dengan rela memberikan cinta terbesarnya padaku. kau harus ingat itu Santi. Edo lebih mencintai mu. Namun pernikahan kita adalah kado terindah bagi Edo.." "Iya Beni, aku takkan melupakan Edo. Semoga kelak dia mendapatkan wanita yang benar benar mencintainya. Aku belajar dari semua ini. Keikhlasan pada orang yang kita cintai adalah cinta yang sebenarnya. Dan Beni, terimakasih sudah menungguku. Aku takkan menyiakan kesempatan yg Tuhan dan Edo berikan pada kita."

Maka berbahagialah Beni dan Santi. Tubuhnya tidak lagi mengurus. Karena jiwanya sudah terisi. Beni pun sangat bahagia. Dan yang paling mengharukan adalah Edo tersenyum jauh di tempat abadi nya. Edo tersenyum dalam tidur tenangnya. Melihat orang yang dicintainya bahagia. Edo memang telah pergi karena kanker yang dideritanya. Ternyata cinta adalah hal yang sangat indah ketika kau menerimanya sebagai anugrah terindah dari Tuhan... The end..

Postingan Unggulan

Review 6 Drama Korea Terbaru tahun 2020

Annyeonghaseo... drakor mania . Penulis sudah lama ya tidak me review drama korea yang lagi hits. Nah, semoga ulasan penulis kali ini m...

Postingan populer