Friday 3 July 2020

Ketika Cinta Menunggu Ku di Kampus Kuning


Saat ingatan nya jauh disana. Di suatu lorong kampus kuning yang sepi, sepoi sepoi angin bertiup. Sang gadis tersenyum manis sembari menyibakkan rambut nya yang tergerai sangat cantik. Ya, dia lah gadis bermata indah idaman semua lelaki yang memandang. Tak terkecuali Beni, lelaki desa yang tampan namun penuh diam. Dan perempuan itu bernama Santi. Gadis kaya namun berhati baik. "Hai, Beni..Aku Santi. Kita satu kelompok kolokium loh. Aku dari jurusan sastra. Aku ditunjuk ketua. Nah, anggota yang lain sudah kenalan denganku, tapi hanya kamu yang belum.". Lalu santi pun memberikan tangan nya hanya sekedar bersalaman."Oh iya santi. Mohon maaf saya belum sempat berkenalan. Terimakasih kau mau berteman." saut Beni yang malu malu... Lalu semenjak pertemuan itu mereka sering bertemu, berdiskusi bahkan sudah berani saling mengejek. Rasanya Beni dan Santi dillahirkan untuk bersama. Dimana ada Beni, disitulah ada Santi. Walau komitmen tidak pernah ada. Karena Santi menghargai Beni yang hanya ingin berteman.

Hingga pada suatu hari....."Ben,maaf ada hal penting yang ingin aku utarakan. Aku sakit sebenarnya bercerita ini. Tapi tidak ada yang bisa aku lakukan." Santi tertunduk lesu.....lalu Beni menunggu jawaban sembari jantungnya berdebar. Padahal hari itu adalah hari dimana Beni akan mengutarakan niatnya menikahi Santi. "ada apa Santi?". Lalu seketika hening."Ben, 5 tahun kita bersama. Kita selalu bersama , namun hampir tidak pernah sekalipun kau menyatakan apapun padaku. Aku wanita Ben, butuh kepastian. Sedangkan aku sangat ingin memiliki anak lalu membuat keluarga yang indah. Ben, satu tahun lalu aku berkenalan dengan laki laki. namanya Edo. Dia teman kerjaku. Dia baik dan bertanggung jawab. Dua bulan lalu dia menyatakan ingin serius denganku dan satu hari lalu dia melamarku langsung dihadapan ibuku. Ibuku langsung menerimanya tanpa tanya denganku. Aku menolak. Namun aku tak bisa apa apa. Ibuku takut kalau aku menolak, aku akan sulit mendapatkan jodoh."....Seketika itu hati Beni seperti tercabik hancur, kaki terasa tak berpijak. Entah apa yang ada dipikiran beni saat itu, Beni tak mampu berkata. Hanya diam penyesalan dan penyesalan..."Ayo Ben, kenapa diammm.jawab Ben!!" Santi memukul halus lengan Beni yang sudah lunglai. Beni masih hanya bisa diam dan diam."Baik san, turuti permintaan ibu mu. Terima laki laki itu. Bahagia kan mereka. Aku tak apa Santi. Karena kita hanya berteman lalu kenapa kau minta persetujuanku?" Lalu Santi pun pergi meninggalkan Beni sembari menangis.

Maka hari itu pun tiba. Gaun putih itu sangat cantik namun tidak secantik perasaan sang pengantin...lalu satu hari, satu bulan, satu tahun berlalu. Santi hidup bersama Edo, lelaki tampan namun ternyata menyimpan tanya dalam hatinya. Karena setelah menikah dengan Santi, hati Santi seperti ada ditempat lain. Tak tersentuh, jauh menerawang. Hingga suatu hari tubuh Santi mengurus. Kecantikannya pudar dimakan usia dan kehampaan. Kadang ingatannya jauh menerawang mengingat Beni yang tidak pernah sekalipun menemuinya. Bahkan mengucapkan kata selamat. "Santi, kau tau apa arti cinta?'. ujar Edo. lalu Santi pun mengangguk."Sudah dua tahun kita bersama, tapi tak sekalipun kau mengungkapkan sayang padaku. Kau melayaniku dengan baik, aku sangat menghargaimu. Bahkan sejak aku bertemu denganmu, tak sekalipun aku berubah. Tapi cinta aku ini hampa. Aku tidak mau orang yang aku cintai tidak bahagia. Kembali lah pada laki laki itu!" lalu Santi pun terperanjat atas apa yang Beni ucapkan. "Apa maksudmu Edo?". "Aku bertemu dengan Beni, laki laki yang kau cintai. Tepatnya dua bulan lalu. Hidupnya sudah sukses namun dia belum menikah. Aku dengar dia bicara kebanyak orang dia tidak akan menikah. Aku tak mau Santi, memisahkan dua orang yang saling mencintai. Aku tidak mau pura pura tidak tahu." "Edo, Beni tidak sekalipun mau serius denganku. Sudahlah itu sudah masa lalu aku". Lalu Santi pergi meninggalkan Edo sembari menangis.

Hingga suatu hari, Edo meninggalkan rumah dan meninggalkan secarik kertas perceraian dan surat yang menginginkan semua kembali pada tempatnya sehingga tidak ada yang tersakiti. Lalu Edo pun menemui Beni mengungkapkan bahwa Santi menunggunya. Jangan sia siakan cinta kalian, lupakan keegoisan ujar Edo. 12022020 pukul 09.00 Beni mengucapkan janji didepan penghulu dan berjanji akan setia sampai maut memisahkan. Lalu terkuak mengapa Beni tidak pernah menyatakan perasaannya selama 5 tahun mereka berteman. "Santi, aku kira dulu itu cinta itu menunggu. Perhatian, waktu yang kuberikan cukup untuk membuat kau menunggu. Makanya aku simpan hingga waktu yang tepat aku menikahimu. Tapi pikiranku salah. Kau tidak bisa menungguku. Namun aku sangat menghargai Edo suamimu. Justru cinta dia lebih besar dariku. Dia dengan rela memberikan cinta terbesarnya padaku. kau harus ingat itu Santi. Edo lebih mencintai mu. Namun pernikahan kita adalah kado terindah bagi Edo.." "Iya Beni, aku takkan melupakan Edo. Semoga kelak dia mendapatkan wanita yang benar benar mencintainya. Aku belajar dari semua ini. Keikhlasan pada orang yang kita cintai adalah cinta yang sebenarnya. Dan Beni, terimakasih sudah menungguku. Aku takkan menyiakan kesempatan yg Tuhan dan Edo berikan pada kita."

Maka berbahagialah Beni dan Santi. Tubuhnya tidak lagi mengurus. Karena jiwanya sudah terisi. Beni pun sangat bahagia. Dan yang paling mengharukan adalah Edo tersenyum jauh di tempat abadi nya. Edo tersenyum dalam tidur tenangnya. Melihat orang yang dicintainya bahagia. Edo memang telah pergi karena kanker yang dideritanya. Ternyata cinta adalah hal yang sangat indah ketika kau menerimanya sebagai anugrah terindah dari Tuhan... The end..

No comments:

Post a Comment

Astishop1481@gmail.com

Postingan Unggulan

Review 6 Drama Korea Terbaru tahun 2020

Annyeonghaseo... drakor mania . Penulis sudah lama ya tidak me review drama korea yang lagi hits. Nah, semoga ulasan penulis kali ini m...

Postingan populer